Rabu, 04 Juli 2012

Idealisme Schelling



 Idealisme Schelling

Friedrich Wilheim Joshep Achelling adalah filosofis idealis Jerman muda yang sudah mencapai kematangan sebagai filosof pada waktu ia masih amat muda.
Pada tahun 1798, ketika usianya baru 23 tahun ia telah menjadi guru besar di Universitas Jena sampai pada akhir hidupnya pemikirannya selalu berkembang.
Namun, kontinuitasnya tetap ada pada periode terakhir dalam hidupnya ia mencurahkan perhatiannya pada agama dan mistik. Dia adalah filosofis idealis Jerman yang telah meletakkan dasar-dasar pemikiran bagi perkembangan idealisme Hegel. Ia pernah menjadi kawan Ficthe, bersama  Ficthe dan Hegel.
Schelling adalah adalah idelis Jerman yang terbesar pemikirannyapun menjadi mata rantai antara Ficthe dan Hegel. Seperti Ficthe , Schelling mula-mula berusaha menggambarkan jalan yang intelek dalam proses mengetahui semacam Epistimologi. Ficthe memandang alam semesta sebagai lapangan tugas manusia dan sebagai basis kebebasan moral, Schelling membahas realitas lebih objektif dan menyiapkan jalan bagi Idealisme absolut hegel.
Dalam pandangan Schelling, realitas adalah identik dengan gerakan pemikiran yang berevolusi secara dialektis. Akan tetapi ia berbeda dalam segala hal dengan Hegel. Pada Schelling juga pada Hegel realitas adalah proses revolusi dunia menuju sosialisasinya berupa suatu ekskresi kebenaran teakhir.
Dalam rasionalisme, Schelling membantah dan mengkritik segala bentuk paham rasionalisme yaitu ketika dia memandang alam ini, katanya tidak dapat dibayangkan sistem rasional. Dan semenjak tahun 1809 ia berusaha mengembangkan paham metafisika empirisme. Disini ia memperlihatkan bahwa susunan rasionalisme adalah konstur hipotesis, yang memerlukan pembuktian nyata baik pada alam maupun pada sejarah. Ia juga menambahkan bahwa kategori agama pada akhirnya merupaka pernyataan yang lebih berarti daripada realitas yang lain.
Reese (1980 : 511) menyatakan bahwa filsafat Schelling berkembang melalui lima tahap :
1.      Idealisme Subjektif
Pada tahap ini ia mengikuti pemikiran Ficthe.
2.      Filsafat Alam
Pada tahap ini ia menerapkan prinsip atraksi dan repluse dalam berbagai problem filsafat dan sains.
3.      Idealisme Transendental atau Iealisme Objektif
Filsafat alam dilengkapi oleh suatu kesadaran absolut yang perkembangannya merupakan wahyu yang absolut dalam sejarah. Filsafatnya tentang seni mem perlihatkan pendapatnya itu. Ia menyatakan bahwa seni merupakan kesatuan antara subjektif, roh dan alam. Tragedi dipandang sebagai tubrujan antara suatu keharusan dengan kebebasan diamalkan oleh kesediaan menerima hukum secara jantan. Hukuman itu memperlihatkan kesediaan kita menerima realitas dan idealitas.
4.      Filsafat Identitas
Yang absolut itu pada tahap ini menjadi lebih penting kedudukannya, dipandang sebagai identitas semua individu isi alam.
5.      Filsafat Positif
Pada tahap terahir ini pemikirannya menekankan nilai mitologi dan mengakui perbadaan yang jelas antara Tuhan dan alam semesta.
Pada tahap ini ia mengikuti sebagian pemikiran Jacob Boehme dan Neoplatonisme. Namun Petrus mengatakan bahwa dalam sejarah filsafat, biasanya perkembangan filsafat Schelling di bagi menjadi 4 :
Periode filsafat alam, periode sistem idealitas atau tahap filsafat identitas, periode sinkretisme dan periode teosofi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar