Socrates,
Plato, Aristoteles
- Socrates
Ajaran bahwa
semua kebenaran itu relatif telah menggoyahkan teori-teori sains yang telah
mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan
kekacauan dalam kehidupan, inilah sebabnya Socrates harus bangkit ia harus
meyakinkan orang-orang Athena bahwa tidak semua kebenaran itu relatif. Ada
kebenaran yang umum yang dapat di pegang oleh semua orang. Sebagian kebenaran
relatif tetapi tidak semuanya. Mengenai riwayat Socrates tidak banyak di
ketahui, Socrates lahir di Athena tahun 470 SM dan meninggal dunia tahun 339
SM, ia meyakinkan kepada penduduk Athena bahwa tidak semua kebenaran itu
relatif, melainkan ada juga kebenaran yang umum yang dapat dipegang oleh semua
orang, sebagian kebenaran memang relatif tetapi tidak semua, sebagai sumber utama
keterangan tentang Socrates di peroleh dari tulisan Aristhopanes, Xenophon,
Plato, dan Aristoteles. Ia sendiri tidak meninggalkan tulisan, sedangkan
keterangan tentang dirinya di dapat dari muridnya. Orang yang paling banyak
menulis tentang Socrates adalah Plato yang berupa dialog-dialog.
Ia anak dari
seorang pemahat Sophroniscos, dan Ibunya bernama Phairnarete, yang pekerjaanya
seorang bidan. Isterinya bernama Xantipe yang di kenal sebagai seorang yang
galak dan keras, ia bersal dari keluarga yang kaya dengan mendapatkan
pendidikan yang baik, kemudian menjadi prajurit Athena. Ia terkenal sebagai
prajurit yang gagah dan berani, karena ia tidak suka urusan politik, maka ia
lebih senang memusatkan perhatiannya pada filsafat, yang akhirnya ia dalam
keadaan miskin.
Seperti
halnya kaum Sofis, Socrates mengarahkan perhatiannya kepada manusia sebagai
objek pemikiran filsafatnya, berbeda dengan kaum Sofis yang setiap mengajarkan
pengetahuannya selalu memungut bayaran kepada murid-muridnya sedangkan Socrates
tidak. Maka, ia kemudian oleh kaum Sofis di tuduh memberikan ajaran barunya,
yang merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara. Kemudian ia
di tangkap dan akhirnya di hukum mati dengan minum racun pada usia 70 tahun
yaitu pada 399 SM. Pembelaan Socrates atas tuduhan tersebut telah di tulis oleh
Plato dalam karangannya Apologia.
Bertnes
(1975:85-92) menjelaskan ajaran Socrates sebagai berikut ini. Ajaran itu di
tunjukan untuk menentang ajaran relativisme sofis. Ia ingin menegakkan sains
dan agama. Kalau dipandang sepintas lalu Socratos ada kebenaran objektif, yang
tidak bergantung pada saya atau pada kita, ini memang pusat permasalahan yang
dihadapi Socrates untuk membuktikan adanya kebenaran yang objektif, Socrates
menggunakan metode tertentu. Metode itu bersifat praktis dan di jalankan
melalui percakapan-percakapan, ia menganalisis pendapat-pendapat karena setiap
orang berpendapat mengenai salah dan tidak salah dan Sejak muda Socrates telah
terlihat sifat kebijaksanaannya, karena selai ia cerdas juga pada setiap
perilakunya di tuntun oleh suara batin (Daimon) yang selalu membisikan dan
menuntun kearah keutaman moral, cara memberikan pelajaran kepada para muridnya
dengan dialog [5]dan tanya
jawab, yang bertujuan mengupas kebenaran semua yang selalu menyelimuti para
muridnya. Kebenaran semu tersebut muncul karena ketidak tahuan para muridnya
tentang hal-hal tetentu. Dengan cara dialog pengetahuan semua akan terdobrak
sehingga mampu keluar dan melahirkan pengetahuan yang sejati, metode yang di
gunakan Socrates biasanya di sebut Dialektika dari kata kerja Yunani Dialegesthai
yang berarti bercakap-cakap atau berdialog Metode Socrates dinamakan
dialektika karena dialog mempunyai peran penting didalamnya.
Peran
Socrates dalam mendobrak pengetahuan semu itu, meniru pekerjaan Ibunya sebagai
seorang bidan dalam upaya menolong kelahiran bayi, akan tetapi ia berperan
sebagai bidan pengetahuan. Teknik dalam upaya menolong kelahiran (bayi)
pengetahuan itu di sebut majeutike(kebidanan) yaitu dengan cara
mengamat-amati hal yang konkrit dan yang beragam coraknya tetapi pada jenis
yang sama. Kemudian unsur-unsur yang berbeda di hilangkan sehingga tinggalah
unsur yang sama dan bersifat umum, itulah pengetahuan sejati.
Pengetahuan
sejati dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara
keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang
keduanya tidak dapat di pisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut
banyak nilai yang di hasilkan.
- Plato
Plato di
lahirkan pada tahun 427 dan meninggal 347 SM, ia berasal dari keluarga
Aristrokasi yang turun temurun memegang peran penting di Athena, menurut Plato
kebenaran umum itu bukan di buat dengan cara dialog yang indah seperti
Socrates, pengertian umum sudah tersedia dalam ide tidak saja pengertian jenis,
tetapi juga bentuk dari keadaan yang sebenarnya, ide bukanlah suatu fikiran
melainkan suatu realita, Plato adalah pengikut Socrates yang taat di antara
pengikut-pengikut lainnya, yang mempunyai pengaruh besar. Selain di kenal
sebagai ahli fikir juga di kenal sebagai sastrawan yang terkenal, tulisannya
sangat di gemari dan juga sangat banyak sehingga keterangan tentang dirinya
dapat di peroleh secara cukup.
Ia lahir di
Athena, dengan nama aslinya Aristocles. Ia belajar filsafat dari Socrates,
Pytaghoras, Heracleitos, dan Elia, akan tetapi ajarannya yang paling besar pengaruhnya adalah dari
Ariston dan Ibunya bernama Peritione. Sebagai orang yang dilahirkan dalam
lingkungan keluarga bangsawan, bernama Pyrilampes. Sejak anak-anak ia telah
mengenal Socrates dan kemudian menjadi gurunya selama 8 tahun.
Pada usia 40
tahun ia mengunjungi Italia dan Sicilia, untuk belajar ajaran Pytaghoras,
kemudian sekembalinya ia mendirikan sekolah akademia. Sekolah tersebut di
namakan Akademis karena berdekatan dengan kuil Akademos seorang pahlawan
Athena. Ia memimpin sekolah tersebut selama 40 tahun, ia memberikan pengajaran
dengan baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, teutama bagi
orang-orang yang akan menjadi politikus.
Sebagai
titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama:
mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) dan yang tetap (Parmenides).
Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat akal atau lewat indra. Pengetahuan
yang di peroleh lewat indra disebutnya pengetahuan indra atau pengetahuan
pengalaman, sedangkan pengetahuan yang di peroleh lewat akal di sebut
pengetahuan akal, pengetahuan indra atau pengetahuan pengalaman bersifat tidak
tetap dan berubah-ubah, sedangakan pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak
berubah-ubah.
Sebagai contoh, terdapat banyak
segitiga yang bentuknya berlainan menurut pengetahuan indra atau pengetahuan
pengalaman, tetapi dalam ide atau fikiran bentuk segitiga tersebut hanya satu
dan tetap menurut pengetahuan akal.
Dunia ide dan dunia pengalaman
sebagai penyelesaian persoalan yang di hadapi oleh Plato, ia menerangkan bahwa
manusia itu sesungguhnya berada.
- Aristoteles
Aristoteles[6]lahir
di Stageria Yunani utara tahun 384 SM, Ayahnya seorang dokter pribadi raja
Macedonia Amyntas, karena hidupnya di lingkungan istana ia mewarisi keahliannya
dalam pengetahuan empiris dari ayahnya. Pada usia 17 tahun ia dikirim ke Athena
untuk belajar di Akademia Plato selama kira-kira 20 tahun, hingga Plato
meninggal, beberapa lama ia menjadi pengajar di Akademia Plato untuk mengajar
logika dan retorika.
Setelah
Plato meninggal dunia, Aristoteles bersama rekannya Xenokarates meninggalkan
Athena karena ia tidak setuju dengan pendapat pengganti Plato di Akademia
tentang filsafat. Tiba di Assos, Aristoteles dan rekannya mengajar di sekolah
Assos. Disini Aristoteles telah menikah dengan Pythias, pada tahun 345 SM kota
Assos di serang oleh tentara parsi , rajanya (rekan Aristoteles) di bunuh, kemudian
Aristoteles dengan rekan-rekannya melarikan diri ke Mytilene di pulau Lesbos
tidak jauh dari Assos.
Aristoteles mengajarkan bahwa hakikat dari sesuatu tidak
terletak pada materi, benda, tidak pula dari fikiran semata-mata tentang yang
umum,. Pandangannya lebih realistis dari pada Plato dan Aristoteles terkenal
dengan nama bapak Logika, logika tidak lain dari berfikir secara teratur
menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab dan akibat, intisari
ajaran logikanya ialah Syllogisme (silogistik) yaitu uraian terkunci yaitu
menarik kesimpulan dari kenyataan yang umum atas hal yang khusus. Jadi mencapai
kebenaran tentang suatu hal dengan menarik kesimpulan dari kebenaran yang umum.[7]
Tahun 342 SM
Aristoteles di undang raja Philippos dari Macedonia untuk mendidik anaknya
Alexander. Dengan bantuan raja Aristoteles mendirikan sekolah Lykeion.
Karya-karya
Aristoteles berjumlah delapan pokok bahasan sebagai berikut:
- Logika, terdiri dari:
Ä Categoriac (kategori-kategori)
Ä De interpretatione (perihal penafsiran)
Ä Analytics priora (analitika logika yang lebih
dulu)
Ä Analytica posteriora (analitika logika yang
kemudian)
Ä Topica
Ä De sophistics elenchis (tentang cara beragumentasi
kaum sofis)
- Filsafat Alam terdiri dari :
Ä Phisica
Ä De caelo (perihal langit)
Ä De generatione et corruptione (tentang timbul dan
hilangnya mahluk-mahluk jasmani)
Ä Meteorologica (ajaran tentang badan-badan jagat
raya)
- Psikoligi terdiri dari :
Ä
De anima
(perihal jiwa)
Ä
Parva
naturalia (karangan-karangan kecil tentang pokok-pokok alamiah)
- Biologi terdiri dari :
Ä De partibus animalium (perihal bagian-bagian
binatang)
Ä De mutu animalium (perihal gerak binatang)
Ä De incessu animalium (tentang binatang yang
berjalan)
Ä De generatione animalium (perihal kejadian
binatang-binatang)
- Metafisika oleh Aristoteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau theologia
- Etika terdiri dari :
Ä Ethica nicomachea
Ä Magna moralia (karangan besar tentang moral)
Ä Ethica eudemia
- Politik dan ekonomi, terdiri dari :
Ä Politics
Ä ekonomics
- Retorika dan poetika terdiri dari :
Ä Rhetorica
Ä Poetica
Beberapa pemikiran Aristoteles yang terdiri
dari:
- Ajaranya tentang logika, logika tidak di pakai oleh Aristoteles, ia memakai istilah analitika. Istilah logika pertama kali muncul pada abad pertama masehi oleh Cicero, artinya seni berdebat. Kemudian, Alexander aphrodisias (abad III Masehi) orang pertama yang memakai kata logika yang artinya ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.
Menurut Aristoteles, berfikir
harus di lakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian sesuatu
benda. Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi ( sebagai sifat
yang secara tidak kebetulan). Dari dua golongan tersebut terurai menjadi
sepuluh macam kategori, yaitu :
- substansi (mis. Manusia, binatang)
- kuantitas (dua, tiga)
- kualitas (merah, baik)
- relasi (rangkap, separuh)
- tempat (di rumah, di pasar)
- waktu (sekarang, besok)
- keadaan (duduk, berjalan)
- mempunyai
- berbuat
- menderita
- Ajarannya tentang silogisme, menurut Aristoteles pengetahuan manusia hanya dapat di munculkan dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses berfikir yang bertolak pada hal-hal yang khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatnya umum. Sementara itu, deduksi adalah proses berfikir yang bertolak pada dua kebenaran yang tidak di ragukan lagi untuk mencapai kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga. Menurut pendapatnya, deduksi ini merupakan jalan yang baik untuk melahirkan pengetahuan baru, berfikir deduksi yaitu silogisme, yang terdiri dari premis mayor dan premis minor, dan kesimpulan.
- Ajarannya tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
- Ajarannya tentang potensial dan dinamika mengenai realitas atau yang ada, Aristoteles tidak sependapat dengan gurunya Plato yang mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide. Menurut Aristoteles, yang ada itu berada pada hal-hal yang khusus dan konkret. Dengan kata lain titik tolak ajaran atau pemikiran filsafatnya adalah ajaran Plato tentang ide, realitas yang sungguh-sungguh ada bukanlah yang umum dan yang tetap seperti yang di kemukakan Plato, tetapi realitas terdapat pada yang khusus dan individual. Keberadaan manusia bukan di dunia ide tetapi manusia berada yang satu per satu. Dengan demikian, realitas itu terdapat pada yang konkret, yang bermacam-macam, yang berubah-ubah, itulah realitas yang sesungguhnya. Mengenai hule dan morfe, bahwa yang di sebut dengan hulfe adalah suatu unsur yang menjadi dasar permacaman, sementara itu Morfe adalah unsur yang menjadi dasra kesatuan. Setiap ada benda yang konkret terdiri dari hulfe dan morfe. Misalnya es batu dapat di jadikan es teh, es sirup, es jeruk, dan lain-lain karena morfenya, jadi hule dan morfe tidak terpisahkan.
- Ajarannya tentang pengenalan menurut Aristoteles, terdapat dua macampengenalan, yaitu pengenalan indrawi dan pengenalan rasional. Dengan pengenalan indrawi kita hanya dapat memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda (bukan materinya) dan hanya mengenal yang konkret. Sementara itu, pengenalan rasional kita akan dapat memperoleh pengetahuan tentang hakikat dari suatu benda. Dengan pengenalan rasional ini kita dapat menuju satu-satunya untuk keilmu pengetahuan abstraksi. Abstraksi adalah melepaskan sifat-sifat atau keadaan yang secara kebetulan sehingga tinggal sifat atau keadaan yang secara kebetulan yaitu inti sari atau hakekat suatu benda.[8]
- Ajarannya tentang etika
Etika bukan di peruntukan
sebagai cita-cita, akan tetapi di pakai sebagai hukum kesusilaan. Menurut
pendapat Aristoteles tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan
(eudaimonia). Kebahagiaan adalah suatu keadaan di mana segala sesuatu yang
termasuk dalam keadaan bahagia telah berada dalam diri manusia. Jadi. Bukan
sebagai kebahagiaan yang subjektif. Kebahagiaan harus sebagai suatu aktifitas
yang nyata dan dengan perbuatannya itu dirinya semakin di sempurnakan,
kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah berfikir murni.
- Ajarannya tentang negara menurut Aristoteles negara akan damai apabila rakyatnya juga damai. Negara yang paling baik adalah negara dengan sistem demokrasi moderat artinya sistem demokrasi yang berdasarkan undang-undang dasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar