Rabu, 04 Juli 2012

Surat Untuk Calon Imam Ku


SURAT UNTUK CALON IMAM KU
Calon Imam ku....
Saat aku harus memilih, di saat itu pula hati ku memilih mu, dan Sang Pencipta Cinta Allah SWT  yg telah meniupkan angin kasih ini teruju pada sesosok insan yang tak pernah aku temui yaitu drimu, ini semua tanpa ku sadari dan tanpa aku mengerti ..
setiap waktu, setelah sholat, setelah membaca kitabNya, ketika hujan turun dengan deras, ketika fajar menjelang, juga ketika diantara adzan dan iqomah seperti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda, yang artinya : “Do’a yang tidak akan ditolak adalah do’a diantara Adzan dan Iqomah”. [HR. Abu Daud] maka aku berdoa semoga Allah menjaga hati ku, hati mu dan mempertemukan kita di waktu yang telah dihalalkan, aku bermunajat kepadaNya untuk meridhoi rasa ku dan membimbing ku pada rasa yg tak salah. Kini semua terasa berbeda saat keyakinan ku akan dirimu dan semua doa-doa ku mulai terasa nyata.
Calon Imam ku....
Mungkinkah rasa cinta ini menjadi seperti yang di ucapkan Bapak Buya Hamka Cinta tidak melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat, Cinta tidak mengajari kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan” ? .
 Mungkinkah  dirimu adalah imam  ku yang kelak mampu menjaga ku dari segala macam fitnah dan cobaan ? meski tak sekuat sahabat Umar Bin Khatab ketika menjaga Rasulullah, tapi ku berharap dirimu menjaga ku dengan kuatnya keimanan mu pada Ilahi.
 Mungkinkah dirimu adalah imam ku yang mengasihi ku dan mengingatkan kesalahan ku dengan kelembutan ? meskipun tak selembut sahabat Usman Bin Afan, tapi  ku berharap dirimu mengasihi dan mengingatkan kesalahan  ku dengan kelembutan tutur dan perilaku mu karena Allah.
Munginkah dirimu adalah imam ku yang mampu memimpin ku untuk selalu berada di jalan yang Ia Ridhoi ? meskipun tak searif sahabat Salman Al-Farisi ketika tetapi ku hanya berharap dirimu memimpin ku dengan kejujuran,ketulusan, hatimu karena Allah
Calon Imam ku...
Dan aku dengan segala kekurangan ku akan terus berusaha untuk bisa menjadi ma’mum yang baik untuk mu, sabar menunggu takdirnya dan akan Ikhlas atas apa pun keputusan Allah kelak. Meskipun aku tak akan mungkin mampu sesabar dan setulus hatinya sahabat Rasul muslimah pilihan Asma’ binti umais, namun ku kan berusaha pasrahkan hati ini hanya kepadaNya.
Dalam sujud ku, selalu terselip doa
“Semoga Allah meridhoi Rasa ini, dan menjadikan mu Imam terbaik ku”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar